Dengan jutaan manusia yang menghuni Jakarta sekarang
ini, keseimbangan lingkungan di Jakarta sudah sedemikian rapuh. Maslaah-masalah
yang terkait dengan lingkungan hidup seperti banjir, abrasi, polusi, dan
sebagainya seolah telah menjadi hal yang jamak dan tidak bisa ditanggulangi
lagi. Minimnya ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan harus diakui menjadi
salah satu masalah krusial.
Kenyataan ini menggugah keprihatinan sekelompok masyarakat yang digagas oleh Ridwan Kamil -seorang arsitek terkemuka- untuk mencoba ‘menyelipkan’ suasana pedesaan yang lebih alami dan hijau di antara rimba pusat perbelanjaan dan bangunan beton di Ibu Kota. Sebuah komunitas bernama “Jakarta Berkebun” pun didirikan.
Didukung dengan kampanye berkelanjutan di jejaring sosial Twitter dengan tagarnya #jakartaberkebun, Jakarta Berkebun berhasil mengumpulkan banyak orang yang berbagi kepedulian dan keprihatinan yang sama, yaitu untuk menciptakan sebuah ruang hijau di Ibu Kota yang gersang.
Banyaknya lahan terbuka yang terbengkalai di seantero Ibu Kota menjadi celah bagi pecinta cocok tanam untuk memanfaatkannya. Milly Ratudian Purbasari, pemimpin gerakan Jakarta Berkebun, memaparkan bahwa hal itu memprihatinkan karena pada akhirnya lahan-lahan kosong itu hanya menjadi tempat penimbunan sampah dari tempat-tempat di sekitarnya.
Selain sebagai peluang untuk menghasilkan pemasukan sampingan karena tanaman kelak bisa dijual, berkebun di tengah kota seperti Jakarta Berkebun juga mengenalkan generasi muda urban yang dalam kesehariannya hanya berkutat dalam ruangan dan sangat jarang berada di luar ruang dan bergumul dengan tanah atau tumbuhan. Dan jika dihubungkan dengan usaha penganggulangan dampak pemanasan global, berkebun di sekitar tempat tinggal juga berarti memangkas biaya transportasi dan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan pengangkut dari daerah ke Jakarta.
Kepedulian generasi muda yang lebih nyata terhadap lingkungan diharapkan bisa muncul dengan kegiatan berkebun di luar ruangan, sehingga mereka tidak hanya terbiasa dengan berteori tetapi juga mempraktikkan pengetahuan yang telah didapatkan di sekolah.
Kemunculan Jakarta Berkebun pada gilirannya juga memercikkan semangat yang sama di beberapa kota besar lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Inisiatif Jakarta Berkebun ini bisa dipandang sebagai sebuah titik cerah yang membuka masa depan Indonesia yang lebih hijau dan lebih ramah dihuni. (*/Akhlis)
Kenyataan ini menggugah keprihatinan sekelompok masyarakat yang digagas oleh Ridwan Kamil -seorang arsitek terkemuka- untuk mencoba ‘menyelipkan’ suasana pedesaan yang lebih alami dan hijau di antara rimba pusat perbelanjaan dan bangunan beton di Ibu Kota. Sebuah komunitas bernama “Jakarta Berkebun” pun didirikan.
Didukung dengan kampanye berkelanjutan di jejaring sosial Twitter dengan tagarnya #jakartaberkebun, Jakarta Berkebun berhasil mengumpulkan banyak orang yang berbagi kepedulian dan keprihatinan yang sama, yaitu untuk menciptakan sebuah ruang hijau di Ibu Kota yang gersang.
Banyaknya lahan terbuka yang terbengkalai di seantero Ibu Kota menjadi celah bagi pecinta cocok tanam untuk memanfaatkannya. Milly Ratudian Purbasari, pemimpin gerakan Jakarta Berkebun, memaparkan bahwa hal itu memprihatinkan karena pada akhirnya lahan-lahan kosong itu hanya menjadi tempat penimbunan sampah dari tempat-tempat di sekitarnya.
Selain sebagai peluang untuk menghasilkan pemasukan sampingan karena tanaman kelak bisa dijual, berkebun di tengah kota seperti Jakarta Berkebun juga mengenalkan generasi muda urban yang dalam kesehariannya hanya berkutat dalam ruangan dan sangat jarang berada di luar ruang dan bergumul dengan tanah atau tumbuhan. Dan jika dihubungkan dengan usaha penganggulangan dampak pemanasan global, berkebun di sekitar tempat tinggal juga berarti memangkas biaya transportasi dan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan pengangkut dari daerah ke Jakarta.
Kepedulian generasi muda yang lebih nyata terhadap lingkungan diharapkan bisa muncul dengan kegiatan berkebun di luar ruangan, sehingga mereka tidak hanya terbiasa dengan berteori tetapi juga mempraktikkan pengetahuan yang telah didapatkan di sekolah.
Kemunculan Jakarta Berkebun pada gilirannya juga memercikkan semangat yang sama di beberapa kota besar lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Inisiatif Jakarta Berkebun ini bisa dipandang sebagai sebuah titik cerah yang membuka masa depan Indonesia yang lebih hijau dan lebih ramah dihuni. (*/Akhlis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar