Sejarah Pendidikan Islam pada Masa
Rasulullah Saw - Perkembangan dunia pendidikan
yang sekarang kita rasakan, merupakan hasil dari proses perkembangan pendidikan
yang terjadi di masa lampau. Dimana sejarah pendidikan sudah ada sejak Islam
diturunkan oleh Allah di muka bumi ini, yakni sejak nabi Adam As diutus oleh
Allah untuk menjadi khalifah yang pertama di dunia. Proses atau pendidikan pada
masa Rasulullah tepatnya adalah ketika beliau diutus Allah menjadi Nabi
sekaligus Rasul yaitu untuk mengemban risalah Islam. Pendidikan yang ada pada
masa Rasulullah tidaklah jauh berbeda dengan pendidikan yang ada pada masa
sekarang. Dimana Nabi Muhammad Saw dalam menyebarkan Islam sudah dapat
menggunakan metode-metode yang sesuai dengan perkembangan masa itu. Sehingga
apa yang menjadi tujuan dari setiap pendidikannya tersebut terlaksana dengan
prestasi yang memuaskan. Namun, sarana pendidikan yang ada pada masa Rasulullah
sangatlah jauh berbeda dengan sarana dan prasarana pendidikan modern sekarang
ini. Dimana pada waktu itu belum ada apa yang kita katakana gedung sekolah,
serta sarana penunjang lainnya seperti apa yang ada pada masa sekarang, tetapi
tujuan pendidikan justru lebih berhasil ketika masa Nabi Saw dibandingkan
dengan keberhasilan pendidikan yang diharapkan pada masa sekarang. Keberhasilan
pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah Saw bukan saja dirasakan oleh
masyarakat Makkah dan Madinah, namun sudah menyebar hampir di seluruh jazirah
arab.
Senin, 08 Juni 2015
PENGERTIAN SHODAQOH
Shodaqoh
asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi
oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan
oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala
semata. Shadaqoh berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Makna shodaqoh
secara bahasa adalah membenarkan sesuatu(5).
Shadaqoh menurut bahasa adalah sesuatu yang diberikan dengan tujuan
mendekatkan diri pada Allah SWT. Menurut Syara', shadaqoh adalah memberi
kepemilikan pada seseorang pada waktu hidup dengan tanpa imbalan sesuatu dari
yang diberi serta ada tujuan taqorrub pada Allah SWT. Shodaqoh juga diartikan
memberikan sesuatu yang berguna bagi orang lain yang memerlukan bantuan
(fakir-miskin) dengan tujuan untuk mendapat pahala(6).
Perngertian shadaqoh sama dengan perngertian infak. Hanya saja, jika infak
berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal
yang non-materi. Misalnya amal kebaikan yang dilakukan seorang Muslim juga
termasuk shodaqoh (7).
PUASA WAJIB
1. PENGERTIAN PUASA WAJIB
Menurut bahasa, puasa
atau shaum artinya menahan sesuatu, sedangkan menurut istilah, puasa adalah
menahan makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa sesuai dengan
ketentuan syara’. Puasa wajib adalah puasa-puasa yang wajib dikerjakan menurut
syara’. Adapun puasa yang hukumnya wajib adalah puasa ramadan, puasa nazar, dan
puasa kifarat.
Puasa dikerjakan pada waktu siang hari, dengan menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu yang membatalkannya. Berpuasa dikerjakan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Hal yang harus diperhatikan selain menahan dari makan dan minum, juga harus mengendalikan diri dari hawa nafsu.
Puasa dikerjakan pada waktu siang hari, dengan menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu yang membatalkannya. Berpuasa dikerjakan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Hal yang harus diperhatikan selain menahan dari makan dan minum, juga harus mengendalikan diri dari hawa nafsu.
Perintah
berpuasa ditetapkan oleh Allah swt. kepada Umat Muhammad saw. dan umat-umat
terdahulu.
Allah swt. berfirman.
يٰآءَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنلا
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (Al-Baqarah [2] : 183).
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (Al-Baqarah [2] : 183).
Langganan:
Postingan (Atom)